100+ Soal Uji Kompetensi Limbah B3 + Pembahasan Lengkap

soal ujikom Limbah b3

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) merupakan salah satu tantangan utama dalam pengelolaan lingkungan hidup, baik di sektor industri, kesehatan, maupun domestik. Pengelolaan yang tidak tepat dapat menimbulkan risiko besar bagi kesehatan manusia dan ekosistem. Oleh karena itu, penting bagi para profesional yang terlibat dalam pengelolaan limbah untuk memahami konsep, prosedur, serta regulasi terkait pengelolaan Limbah B3 secara menyeluruh.

Uji kompetensi Limbah B3 disusun untuk mengukur sejauh mana pengetahuan dan keterampilan praktis seseorang dalam menangani, menyimpan, mengangkut, dan mengolah limbah berbahaya sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. Melalui kumpulan soal berikut, Anda dapat berlatih memahami setiap aspek penting dari pengelolaan limbah B3 agar lebih siap menghadapi uji kompetensi atau penerapan langsung di lapangan.

Kisi-Kisi & Materi Uji Kompetensi Limbah B3

Berikut adalah kisi-kisi lengkap materi yang sering muncul dalam uji kompetensi pengelolaan Limbah B3. Dengan memahami seluruh materi berikut, diharapkan peserta mampu menguasai konsep dasar, prosedur teknis, serta regulasi yang berkaitan dengan pengelolaan limbah B3 secara menyeluruh. Kisi-kisi ini menjadi panduan utama agar proses belajar lebih terarah dan sesuai dengan standar uji kompetensi yang berlaku.

1.  Identifikasi & Klasifikasi Limbah B3

  • Jenis limbah B3 dari berbagai sumber industri, domestik, medis, dan lainnya.

2.  Karakteristik B3

  • Termasuk sifat korosif, reaktif, toksik, infeksius.
  • Inspeksi visual, uji LD₅₀ untuk menentukan tingkat toksisitas.

3.  Label, Simbol, Manifest, dan MSDS

  • Pemahaman tentang label B3, simbol bahaya, dokumen manifest, dan penggunaan Material Safety Data Sheet (MSDS).

4. Minimisasi & Pemanfaatan B3

  • Teknik 3R (Reduce, Reuse, Recycle) sebagai strategi utama minimisasi limbah.
  • Pemanfaatan limbah B3 secara aman dan bertanggung jawab.

5. Teknik Pengolahan Limbah B3

  • Strategi pengolahan meliputi: co-processing, solidification, chemical treatment, biological treatment, dan incineration.

6.  Penyimpanan, Pengemasan & Pengumpulan

  • Standar wadah, tempat penampungan sementara, sistem ventilasi, dan flowchart pengumpulan limbah.
  • SOP pengepakan dan pemisahan limbah sesuai PP 22 Tahun 2021.
  • Persyaratan izin lingkungan dan dokumen UKL-UPL.

7.  Pengangkutan & Penimbunan Akhir

  • Persyaratan manifest dan dokumen pengangkutan limbah B3.
  • Ketentuan landfill khusus B3 dan larangan dumping sembarangan.
  • Ketentuan regulasi lintas-batas limbah B3 internasional.

8. Pemantauan & Evaluasi Analisis Limbah B3

  • Teknik sampling (sampling titik, homogen, pengawetan).
  • Validasi alat, ketidakpastian pengukuran, interpretasi hasil laboratorium.
  • Sistem quality control dan audit hasil analisis.

9. Pelaporan & Dokumentasi

  • Pembuatan laporan kegiatan, laporan bulanan, dan dokumen manifest.
  • Audit internal dan eksternal serta SOP pembaruan dokumen.

10. Keselamatan Kerja (K3) & Keadaan Darurat

  • HIRARC/JSA, penggunaan APD sesuai standar, instalasi K3.
  • Prosedur tanggap darurat terhadap tumpahan, kebocoran, atau ledakan.
  • Pentingnya pelatihan dan simulasi rutin tanggap darurat.

11. Regulasi & Perundangan B3

  • UU 11 Tahun 2020 (Cipta Kerja), PP 101 Tahun 2014, PP 22 Tahun 2021, PermenLHK 11 Tahun 2024.
  • Ketentuan perizinan operasional, pengawasan oleh KLHK atau BLH.
  • Prinsip polluter pays, proximity, dan cradle-to-grave sebagai dasar kebijakan pengelolaan limbah B3.

Contoh Soal Uji Kompetensi Limbah B3

Berikut disajikan kumpulan soal pilihan ganda lengkap beserta pembahasannya, yang dirancang untuk membantu peserta memahami berbagai aspek penting dalam pengelolaan Limbah B3. Materi yang diujikan mencakup seluruh pokok bahasan mulai dari identifikasi limbah, karakteristik bahan berbahaya, hingga regulasi dan prosedur teknis yang berlaku.

Soal-soal disusun secara bertahap dengan tingkat kesulitan yang bervariasi. Tujuannya agar proses belajar menjadi lebih terarah dan efektif, sekaligus melatih kemampuan analisis dan ketelitian dalam menjawab soal sesuai standar uji kompetensi.

Soal Nomor 1
Suatu pabrik tekstil menghasilkan limbah cair berwarna pekat dengan bau menyengat. Berdasarkan hasil uji laboratorium, limbah tersebut memiliki pH 3 dan mengandung logam berat seperti kromium. Berdasarkan karakteristik limbah B3, limbah ini dapat diklasifikasikan sebagai B3 karena memiliki sifat?

A. Infeksius dan mudah menyala
B. Radioaktif dan bersifat karsinogenik
C. Bersifat inert dan tidak bereaksi
D. Mudah meledak dan bersifat teroksidasi
E. Korosif dan toksik terhadap organisme

Jawaban: E
Pembahasan:
Limbah dengan pH rendah (di bawah 4) dikategorikan sebagai korosif, sedangkan keberadaan logam berat berbahaya seperti kromium menjadikan limbah tersebut toksik. Dua karakteristik inilah yang menjadikan limbah tergolong B3. Pilihan lain tidak relevan dengan sifat yang disebutkan.

Soal Nomor 2
Suatu perusahaan pengelolaan limbah B3 diwajibkan untuk memiliki dokumen yang berfungsi sebagai alat pelacakan mulai dari penghasil, pengangkut, hingga pengolah akhir limbah B3. Dokumen tersebut dikenal dengan istilah?

A. Material Safety Data Sheet (MSDS)
B. Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan
C. Manifest Limbah B3
D. Environmental Impact Assessment
E. Waste Collection Certificate

Jawaban: C
Pembahasan:
Manifest Limbah B3 merupakan dokumen resmi untuk melacak perjalanan limbah B3 dari sumber ke pengelolaan akhir sesuai PP 22/2021. MSDS hanya menjelaskan karakteristik zat berbahaya, bukan alat pelacakan.

Soal Nomor 3
Perusahaan manufaktur diharuskan menerapkan strategi 3R (Reduce, Reuse, Recycle) untuk mengurangi dampak limbah B3. Salah satu contoh strategi substitusi yang tepat dalam konteks pengurangan limbah B3 adalah?

A. Menggunakan bahan baku yang lebih reaktif untuk efisiensi
B. Mengganti bahan baku berbasis pelarut organik dengan berbasis air
C. Meningkatkan volume produksi agar limbah bisa ditangani lebih cepat
D. Mengurangi frekuensi pemeriksaan agar tidak menghasilkan limbah inspeksi
E. Menggunakan plastik sekali pakai untuk kemasan produk

Jawaban: B
Pembahasan:
Substitusi merupakan bagian dari strategi Reduce, yaitu mengganti bahan berbahaya dengan bahan yang lebih ramah lingkungan. Penggunaan pelarut berbasis air menggantikan pelarut organik berbahaya sehingga mengurangi potensi limbah B3. Pilihan lain justru berpotensi menambah dampak negatif.

Soal Nomor 4
Seorang petugas limbah B3 melakukan pengambilan sampel dari tumpukan limbah padat yang memiliki warna dan tekstur yang bervariasi. Untuk memastikan hasil analisis akurat, metode pengambilan sampel yang paling tepat dilakukan adalah?

A. Sampling homogen dengan pengadukan terlebih dahulu sebelum pengambilan
B. Sampling titik acak tanpa mempertimbangkan homogenitas
C. Sampling hanya pada bagian atas karena lebih mudah diakses
D. Sampling dilakukan hanya satu kali untuk efisiensi biaya
E. Sampling menggunakan instrumen yang belum dikalibrasi agar lebih cepat

Jawaban: A
Pembahasan:
Metode sampling homogen mengharuskan limbah diaduk terlebih dahulu agar seluruh bagian mewakili keseluruhan sifat limbah. Hal ini penting untuk menghasilkan data yang akurat. Sampling acak, satu kali, atau alat tidak terkalibrasi akan menurunkan validitas hasil.

Soal Nomor 5
Dalam menghadapi risiko kebocoran drum limbah B3 di tempat penyimpanan sementara, perusahaan wajib memiliki prosedur tanggap darurat. Berdasarkan standar keselamatan kerja, prosedur yang paling sesuai untuk menangani kebocoran tersebut adalah?

A. Mengisolasi area dan menutup bocoran dengan serbuk gergaji biasa
B. Menggunakan APD lengkap, menutup bocoran dengan absorbent pad, lalu melaporkan sesuai SOP
C. Membuka ventilasi luas agar gas berbahaya tersebar
D. Mengangkut drum bocor ke area terbuka untuk penanganan
E. Melarikan diri dari lokasi tanpa melakukan tindakan awal

Jawaban: B
Pembahasan:
Prosedur tanggap darurat mengharuskan petugas memakai APD lengkap, menutup kebocoran dengan absorbent pad khusus limbah B3, dan melaporkan kejadian sesuai SOP yang berlaku. Pilihan lain berisiko memperluas kontaminasi atau membahayakan keselamatan.

Soal Nomor 6
Sebuah fasilitas penyimpanan limbah B3 diwajibkan menyediakan wadah penyimpanan yang sesuai standar agar mencegah terjadinya kebocoran dan pencemaran. Berdasarkan ketentuan dalam PP 22/2021, karakteristik wadah yang diperbolehkan untuk limbah cair korosif adalah?

A. Terbuat dari bahan mudah terbakar agar bisa diolah langsung
B. Menggunakan drum besi biasa tanpa pelapis
C. Drum berbahan logam dengan lapisan anti-karat dan kedap
D. Drum plastik tipis agar mudah dibawa
E. Karung goni dilapisi plastik untuk menyerap cairan

Jawaban: C
Pembahasan:
Wadah penyimpanan limbah cair korosif harus berbahan logam tahan karat atau plastik khusus yang kedap dan tahan terhadap sifat korosif limbah. Drum logam dengan lapisan anti-karat memenuhi standar ini. Pilihan lain tidak memenuhi aspek keselamatan dan standar penyimpanan limbah B3.

Soal Nomor 7
Dalam pelaksanaan pengangkutan limbah B3 ke fasilitas pengolahan, perusahaan wajib memenuhi persyaratan dokumen perizinan. Salah satu dokumen penting yang WAJIB dimiliki oleh pihak pengangkut sebelum membawa limbah B3 adalah?

A. Surat Pernyataan Pihak Ketiga
B. Izin Pengangkutan Limbah B3 dari instansi berwenang
C. Surat Keterangan Bebas Limbah Berbahaya
D. Manifest Limbah B3 yang sudah diverifikasi BLH
E. Nota Pembelian dari Pengolah Limbah

Jawaban: B
Pembahasan:
Pengangkut limbah B3 wajib memiliki Izin Pengangkutan Limbah B3 dari instansi berwenang (sesuai PermenLHK dan PP 22/2021). Manifest diperlukan saat proses berjalan, tetapi izin adalah syarat mutlak sebelum kegiatan pengangkutan dilakukan.

Soal Nomor 8
Perusahaan penghasil limbah B3 ingin memanfaatkan limbahnya sebagai bahan bakar substitusi dalam proses industri semen. Strategi ini dikenal dengan istilah?

A. Solidifikasi limbah
B. Landfilling
C. Bioremediasi
D. Incineration
E. Co-processing

Jawaban: E
Pembahasan:
Co-processing adalah strategi pemanfaatan limbah B3 sebagai bahan bakar atau bahan baku alternatif di industri, seperti semen. Dengan memanfaatkan karakter kalor limbah B3, strategi ini mendukung pengurangan limbah dan efisiensi energi. Solidifikasi, landfill, atau insinerasi lebih ditujukan pada pembuangan atau pengolahan, bukan pemanfaatan langsung.

Soal Nomor 9
Dalam audit internal pengelolaan limbah B3, ditemukan bahwa perusahaan belum memiliki prosedur pembaruan SOP secara berkala. Akibat dari tidak adanya pembaruan SOP tersebut dapat menimbulkan risiko, antara lain?

A. Menurunnya kapasitas produksi
B. Tidak sesuai dengan regulasi terbaru sehingga berisiko sanksi
C. Limbah menjadi lebih berbahaya karena perubahan bahan baku
D. Perusahaan wajib melakukan pembangunan fasilitas landfill sendiri
E. Tidak diizinkan melakukan ekspor produk

Jawaban: B
Pembahasan:
Jika SOP tidak diperbarui sesuai regulasi terbaru, maka proses pengelolaan limbah B3 dapat melanggar aturan hukum, yang berujung pada sanksi administratif, denda, bahkan pencabutan izin. Ini sesuai prinsip audit internal untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi.

Soal Nomor 10
Salah satu prinsip utama dalam pengelolaan limbah B3 di Indonesia adalah cradle to grave, yang berarti?

A. Limbah B3 dapat dibuang setelah tidak terpakai
B. Penghasil limbah bertanggung jawab penuh sejak limbah dihasilkan hingga diolah/dimusnahkan
C. Limbah hanya boleh ditimbun di lokasi penghasil
D. Limbah B3 bisa diolah oleh pihak mana saja tanpa izin
E. Pengangkutan limbah dilakukan oleh pihak ketiga tanpa perlu pengawasan

Jawaban: B
Pembahasan:
Prinsip cradle to grave mengharuskan penghasil limbah B3 bertanggung jawab penuh terhadap limbah tersebut, mulai dari proses produksi, penyimpanan, pengangkutan, pengolahan, hingga penimbunan akhir. Ini merupakan implementasi dari prinsip polluter pays dalam pengelolaan lingkungan.

Soal Nomor 11
Pada proses pengangkutan limbah B3 antar provinsi, perusahaan diwajibkan memenuhi persyaratan sesuai regulasi lintas batas. Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi dalam pengangkutan limbah B3 lintas batas wilayah negara adalah?

A. Pengangkutan cukup menggunakan manifest domestik
B. Harus memiliki persetujuan dari negara penerima limbah
C. Cukup memberitahukan kepada masyarakat setempat
D. Pengangkutan hanya boleh menggunakan kendaraan milik pemerintah
E. Diperbolehkan tanpa izin jika limbah dalam bentuk padat

Jawaban: B
Pembahasan:
Untuk pengangkutan limbah B3 lintas batas negara, persetujuan dari negara penerima merupakan syarat mutlak sesuai ketentuan Konvensi Basel dan regulasi nasional. Manifest domestik tidak cukup karena statusnya sudah lintas negara. Tujuannya untuk mencegah perdagangan ilegal limbah B3.

Soal Nomor 12
Dalam analisis laboratorium limbah B3, salah satu langkah penting untuk menjaga keakuratan hasil uji adalah melakukan validasi terhadap alat ukur. Jika alat ukur tidak divalidasi, risiko yang paling mungkin terjadi adalah?

A. Limbah tidak dapat diangkut ke TPA
B. Data hasil analisis bisa menyimpang dari kondisi sebenarnya
C. Pengangkutan limbah B3 menjadi lebih lambat
D. Limbah B3 otomatis berubah menjadi non-B3
E. Audit internal tidak dapat dilakukan

Jawaban: B
Pembahasan:
Validasi alat ukur penting untuk memastikan hasil analisis akurat dan dapat dipercaya. Jika alat tidak divalidasi, maka data yang dihasilkan berpotensi menyimpang dari kondisi sebenarnya, yang berakibat pada salah pengklasifikasian atau salah penanganan limbah.

Soal Nomor 13
Dalam prosedur penyimpanan limbah B3, fasilitas penyimpanan sementara diwajibkan memiliki ventilasi yang memadai. Apa fungsi utama ventilasi dalam tempat penampungan sementara limbah B3?

A. Memudahkan pengangkutan limbah ke kendaraan
B. Meningkatkan sirkulasi udara untuk mengurangi akumulasi gas berbahaya
C. Menyerap cairan limbah yang bocor
D. Sebagai jalur pembuangan limbah cair
E. Mengurangi beban berat pada struktur bangunan

Jawaban: B
Pembahasan:
Ventilasi yang memadai dalam TPS Limbah B3 berfungsi untuk menjaga sirkulasi udara sehingga gas berbahaya tidak terakumulasi dan menimbulkan risiko ledakan atau keracunan. Ini sesuai prinsip K3 dalam pengelolaan limbah B3.

Soal Nomor 14
Dalam pelaporan pengelolaan limbah B3, salah satu dokumen penting yang harus disusun oleh perusahaan secara berkala adalah laporan manifest bulanan. Tujuan utama dari laporan manifest bulanan ini adalah?

A. Untuk menunjukkan jumlah limbah yang telah dijual
B. Untuk pencatatan transaksi perusahaan dengan pihak ketiga
C. Untuk melaporkan status pergerakan limbah dari penghasil hingga pengolah
D. Untuk memudahkan perusahaan mendapatkan insentif
E. Untuk menetapkan harga jual limbah B3

Jawaban: C
Pembahasan:
Laporan manifest bulanan digunakan untuk melacak pergerakan limbah B3 mulai dari penghasil, pengangkut, hingga pengolah akhir. Ini bagian dari cradle to grave dan pengawasan oleh pemerintah terhadap proses pengelolaan limbah B3.

Soal Nomor 15
Sesuai prinsip keselamatan kerja (K3) dalam pengelolaan limbah B3, sebelum melakukan aktivitas pengemasan limbah B3, petugas wajib melakukan identifikasi bahaya dan penilaian risiko (HIRARC/JSA). Manfaat utama dari penerapan HIRARC dalam pengelolaan limbah B3 adalah?

A. Mengetahui jenis limbah yang akan dipasarkan
B. Menghitung biaya operasional pengemasan
C. Mengidentifikasi potensi bahaya dan menentukan langkah pengendalian
D. Memprediksi masa kadaluarsa limbah B3
E. Menentukan bentuk wadah penyimpanan secara otomatis

Jawaban: C
Pembahasan:
HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment, and Risk Control) digunakan untuk mengidentifikasi potensi bahaya dalam setiap aktivitas kerja, termasuk pengemasan limbah B3, menentukan tingkat risikonya, dan menyusun langkah pengendaliannya. Ini merupakan kewajiban dalam penerapan K3.

Soal Nomor 16
Perusahaan penghasil limbah B3 berencana melakukan solidifikasi terhadap limbah lumpur hasil produksi. Tujuan utama dari proses solidifikasi dalam pengelolaan limbah B3 adalah?

A. Mengurangi sifat lindi dan pergerakan zat berbahaya dalam limbah
B. Mengeringkan limbah agar mudah dikemas
C. Mengubah limbah menjadi bahan bakar alternatif
D. Meningkatkan kandungan nutrisi dalam limbah untuk pupuk
E. Mengubah limbah menjadi bentuk cair agar mudah diproses

Jawaban: E
Pembahasan:
Solidifikasi bertujuan untuk mengurangi pergerakan zat berbahaya dalam limbah, memperkecil kemungkinan lindi (cairan rembesan berbahaya) keluar dari material limbah saat ditimbun. Biasanya dilakukan sebelum limbah masuk ke landfill khusus B3 agar aman.

Soal Nomor 17
Pada kegiatan audit eksternal terhadap fasilitas pengelolaan limbah B3, auditor menemukan bahwa dokumen SOP tanggap darurat sudah tidak sesuai dengan kondisi terkini fasilitas tersebut. Tindakan yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah?

A. Menghapus SOP lama dan tidak perlu membuat yang baru
B. Mengajukan izin baru ke pemerintah daerah
C. Melakukan pembaruan SOP sesuai kondisi terbaru dan regulasi yang berlaku
D. Menyerahkan tanggung jawab pembaruan kepada pihak ketiga
E. Melanjutkan penggunaan SOP lama selama tidak ada insiden

Jawaban: C
Pembahasan:
Dalam audit eksternal, jika ditemukan SOP tidak sesuai, maka wajib diperbarui agar selaras dengan regulasi terbaru dan kondisi aktual lapangan. Hal ini untuk memastikan prosedur tanggap darurat benar-benar efektif ketika diperlukan.

Soal Nomor 18
Seorang petugas limbah B3 hendak melakukan penanganan tumpahan limbah cair dengan kategori reaktif terhadap air. Berdasarkan prinsip K3, apa langkah paling awal yang harus dilakukan oleh petugas sebelum melakukan tindakan?

A. Mengalirkan air sebanyak mungkin untuk membersihkan limbah
B. Membuka ventilasi secara penuh agar gas keluar
C. Mengidentifikasi jenis limbah dan memakai APD yang sesuai sebelum penanganan
D. Langsung menyerap limbah dengan kain bekas
E. Memindahkan limbah ke saluran air terdekat agar lebih mudah diproses

Jawaban: C
Pembahasan:
Untuk limbah reaktif terhadap air, langkah pertama adalah identifikasi jenis limbah dan pemakaian APD yang sesuai untuk mencegah paparan. Menggunakan air justru berbahaya karena bisa memicu reaksi kimia. Langkah lain dilakukan setelah identifikasi dan perlindungan diri lengkap.

Soal Nomor 19
Dalam implementasi prinsip polluter pays principle (PPP) pada pengelolaan limbah B3, siapa yang bertanggung jawab secara hukum dan finansial atas dampak yang ditimbulkan oleh limbah B3?

A. Pemerintah daerah setempat
B. Pihak pengangkut limbah B3
C. Pihak pengolah limbah B3
D. Penghasil limbah B3
E. Instansi pengawas lingkungan

Jawaban: D
Pembahasan:
Polluter Pays Principle (PPP) menegaskan bahwa penghasil limbah B3 memiliki tanggung jawab penuh secara hukum maupun finansial terhadap dampak lingkungan dari limbah yang dihasilkannya, mulai dari pengangkutan hingga pengolahan akhir.

Soal Nomor 20
Dalam proses sampling limbah B3 cair, salah satu metode yang digunakan adalah pengambilan sampel homogen. Apa manfaat utama dari penggunaan metode sampel homogen dibandingkan pengambilan sampel titik?

A. Mewakili kondisi keseluruhan limbah sehingga hasil analisis lebih akurat
B. Menghemat biaya pengujian laboratorium
C. Memudahkan pencatatan administrasi
D. Mengurangi waktu pengambilan sampel
E. Memudahkan proses transportasi limbah

Jawaban: A
Pembahasan:
Metode sampling homogen memastikan bahwa seluruh bagian limbah tercampur rata sebelum diambil sampelnya, sehingga hasil analisis mewakili kondisi keseluruhan limbah tersebut. Sampling titik bisa menghasilkan data yang bias jika limbah bersifat heterogen.

Ingin mengakses lebih banyak soal dan pembahasan terbaru?

Banner Ujikom.id

Masih banyak soal dan pembahasan lengkap lainnya yang bisa membantu Anda mempersiapkan diri menghadapi uji kompetensi pengelolaan Limbah B3. Dapatkan akses penuh ke latihan soal, pembahasan mendalam, dan fitur belajar lainnya melalui aplikasi resmi kami.

Facebook
WhatsApp
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Picture of Tim UJIKOM

Tim UJIKOM

Kami adalah tim penulis konten edukatif di Ujikom.id yang fokus membagikan informasi seputar uji kompetensi, sertifikasi profesi, serta tips persiapan menghadapi UKOM. Dengan riset mendalam dan gaya bahasa yang mudah dipahami, kami berkomitmen membantu Anda lebih siap dalam meniti jalur karier profesional.