100+ Soal Uji Kompetensi Asisten Apoteker + Kisi-kisi dan Pembahasan

100+ Soal Uji Kompetensi Asisten Apoteker + Kisi-kisi dan Pembahasan

Berkarier sebagai Asisten Apoteker bukan sekadar membantu proses pelayanan obat di fasilitas kesehatan; profesi ini menuntut kompetensi teknis yang kuat, ketelitian tinggi, serta pemahaman mendalam mengenai regulasi kefarmasian. Dalam praktik sehari-hari, Asisten Apoteker bertanggung jawab memastikan obat disiapkan dengan benar, memverifikasi kelayakan bahan baku, mengelola penyimpanan sesuai standar, hingga memberikan edukasi dasar kepada pasien. Karena perannya yang langsung berkaitan dengan keselamatan pasien, proses sertifikasi dan uji kompetensi menjadi tahap krusial untuk menjamin bahwa setiap tenaga yang bertugas benar-benar memiliki kemampuan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Artikel ini disusun untuk membantu Anda memahami kisi-kisi Uji Kompetensi Asisten Apoteker, lengkap dengan contoh soal dan pembahasan yang menggambarkan situasi nyata di lapangan. Dengan pendekatan analitis, mendalam, dan berorientasi pada standar praktik kefarmasian, Anda akan memperoleh gambaran jelas tentang kemampuan apa saja yang diuji—mulai dari pengetahuan farmakologi, penyiapan obat, manajemen sediaan farmasi, hingga etika dan hukum kefarmasian. Melalui artikel ini, Anda tidak hanya mempersiapkan diri menghadapi ujian, tetapi juga memperkuat fondasi profesional yang akan Anda gunakan sepanjang karier sebagai tenaga teknis kefarmasian.

Kisi-kisi Soal Uji Kompetensi Asisten Apoteker

Berikut kisi-kisi Soal Uji Kompetensi Asisten Apoteker yang berisi poin-poin inti disertai penjelasan singkat, dirancang agar sesuai dengan ruang lingkup kerja tenaga teknis kefarmasian:

1. Farmakologi Dasar dan Mekanisme Kerja Obat

Menguji pemahaman mengenai klasifikasi obat, mekanisme kerja, indikasi, kontraindikasi, efek samping, serta interaksi obat yang relevan dalam praktik pelayanan farmasi.

2. Penyiapan dan Peracikan Obat (Dispensing)

Fokus pada proses penghitungan dosis, penimbangan bahan, teknik steril/non-steril, prosedur peracikan sediaan padat dan cair, serta keselamatan dalam proses penyiapan obat.

3. Manajemen Sediaan Farmasi

Meliputi pengelolaan stok, FIFO/FEFO, penyimpanan sesuai kategori obat (narkotika, psikotropika, obat dingin), pemantauan kadaluarsa, serta pencatatan distribusi obat.

4. Administrasi, Dokumentasi, dan Pelaporan

Menilai kemampuan melakukan pencatatan resep, kartu stok, laporan narkotika/psikotropika, dokumentasi penerimaan obat, serta pelaksanaan standar administrasi farmasi.

5. Etika Profesi dan Hukum Kefarmasian

Menguji pemahaman terkait Kode Etik Tenaga Teknis Kefarmasian, peran dan batas kewenangan Asisten Apoteker, serta regulasi perundang-undangan yang mengatur praktik kefarmasian.

6. Pelayanan Informasi Obat (PIO)

Menilai kemampuan memberikan edukasi dasar mengenai penggunaan obat, aturan minum, penyimpanan obat di rumah, serta penanganan efek samping sederhana yang perlu diketahui pasien.

7. Pengendalian Mutu dan Keselamatan Kerja

Meliputi SOP keamanan saat menangani obat berisiko tinggi, penggunaan APD, prosedur penanganan tumpahan bahan kimia, serta prinsip Good Pharmacy Practice (GPP).

8. Farmasetika dan Stabilitas Sediaan

Menilai pemahaman tentang bentuk sediaan obat, faktor yang memengaruhi stabilitas, teknik pengemasan yang benar, serta kondisi penyimpanan untuk menjaga mutu obat.

9. Anatomi dan Fisiologi Dasar

Menguji konsep tubuh manusia yang berkaitan dengan kerja obat, jalur pemberian obat, metabolisme, serta organ target yang relevan terhadap farmakoterapi.

10. Komunikasi dan Pelayanan Pasien

Mencakup teknik komunikasi efektif, penanganan pasien dengan kebutuhan khusus, serta etika saat berinteraksi dalam pelayanan farmasi.

Contoh Soal Uji Kompetensi Asisten Apoteker dan Pembahasan

Berikut soal HOTS, panjang, setiap soal berbeda subkategori, disertai jawaban benar + pembahasan lengkap.

Soal 1

Seorang pasien usia 70 tahun menggunakan Warfarin 3 mg/hari untuk fibrilasi atrium dan Amiodaron 200 mg/hari. Ia datang dengan resep baru: Clarithromycin 500 mg dua kali sehari untuk infeksi saluran napas. Pasien juga rutin mengonsumsi suplemen herbal Ginkgo biloba. Saat Anda meninjau obat, Anda mengetahui bahwa clarithromycin dapat menyebabkan peningkatan kadar obat tertentu akibat inhibisi enzim CYP3A4. Sebagai Asisten Apoteker, tindakan paling tepat sebelum menyerahkan obat adalah:

A. Serahkan clarithromycin dan berikan edukasi umum mengenai efek samping yang mungkin terjadi.
B. Instruksikan pasien menghentikan Ginkgo biloba selama terapi clarithromycin tanpa perlu memberi tahu dokter.
C. Tunda penyerahan clarithromycin, segera hubungi dokter untuk evaluasi interaksi obat (warfarin, amiodaron, dan simvastatin bila ada), minta alternatif yang lebih aman, dan instruksikan pasien menghentikan herbal.
D. Sarankan pasien menghentikan warfarin selama terapi antibiotik untuk mengurangi risiko perdarahan.
E. Serahkan obat dan minta pasien datang kembali jika muncul tanda perdarahan.

Jawaban: C

Pembahasan: Clarithromycin meningkatkan kadar warfarin dan amiodaron, sehingga berisiko meningkatkan INR dan menyebabkan aritmia. Ginkgo biloba menambah risiko perdarahan. Tindakan paling aman dan etis adalah menahan penyerahan obat, berkoordinasi dengan dokter, dan meminta penggantian antibiotik. Opsi lain terlalu pasif, berbahaya, atau melanggar prosedur klinis.

Soal 2

Resep meminta amoxicillin sirup 250 mg/5 mL dengan total 75 mL. Namun stok yang tersedia hanya bubuk amoxicillin 125 mg/5 mL. Petugas meminta Anda menyiapkan obat secepatnya karena pasien sudah menunggu. Apa langkah teraman dan paling sesuai prosedur?

A. Rekonstitusi saja menjadi 125 mg/5 mL dan biarkan petugas klinik mengatur dosisnya.
B. Tolak resep karena tidak bisa memenuhi konsentrasi yang diminta.
C. Ubah konsentrasi menjadi 250 mg/5 mL dengan menambahkan pelarut sesuai perhitungan tanpa persetujuan dokter.
D. Hubungi dokter untuk meminta konfirmasi apakah konsentrasi 125 mg/5 mL boleh digunakan dan dosis disesuaikan, atau meminta resep diperbarui.
E. Serahkan sediaan 125 mg/5 mL dan instruksikan orang tua memberi dua kali takaran untuk mencapai 250 mg/5 mL.

Jawaban: D

Pembahasan: Asisten Apoteker tidak boleh mengubah konsentrasi atau instruksi terapi tanpa verifikasi dokter. Stok yang berbeda konsentrasi harus dikonfirmasi dulu. Perubahan tanpa konfirmasi (C, E) berisiko kesalahan dosis. Menolak langsung (B) tidak diperlukan jika konfirmasi bisa dilakukan. A tidak sesuai prosedur.

Soal 3

Di gudang puskesmas terdapat dua batch vaksin influenza: Batch A kedaluwarsa 5 hari lagi, Batch B kedaluwarsa 30 hari lagi. Namun saat pengaturan ulang, Batch B diletakkan paling depan sehingga petugas cenderung mengambilnya terlebih dahulu. Besok pagi akan diadakan kampanye vaksinasi massal. Langkah paling tepat sebagai penanggung jawab gudang adalah:

A. Biarkan posisi rak tetap, cukup beri instruksi lisan agar petugas lebih teliti membaca tanggal.
B. Lakukan rotasi fisik stok (Batch A ke depan), beri penanda khusus, cek cepat stok, dan beri briefing singkat mengenai FEFO untuk kegiatan besok.
C. Batalkan kampanye vaksinasi karena risiko salah ambil terlalu tinggi.
D. Instruksikan petugas mengambil vaksin berdasarkan warna kemasan.
E. Gunakan dulu Batch B untuk memastikan stok tetap rapi dan mudah diambil.

Jawaban: B

Pembahasan: Penerapan FEFO memerlukan rotasi fisik nyata, bukan hanya instruksi lisan. Batch dengan kedaluwarsa terdekat harus berada di posisi paling mudah diakses. Briefing dan label tambahan membantu mencegah kesalahan. Membatalkan kegiatan (C) tidak perlu; D dan E tidak sesuai standar keselamatan.

Soal 4

Seorang pasien yang sedang menebus antibiotik menanyakan apakah Anda dapat “memberi beberapa tablet psikotropika” yang diperoleh temannya namun tidak dipakai. Ia takut temannya menolak ke dokter karena alasan stigma. Pasien juga meminta Anda memberi tahu dosis amannya. Apa tindakan yang paling sesuai etika dan hukum?

A. Memberikan sedikit obat psikotropika agar situasi pasien membaik.
B. Menjelaskan bahwa penyerahan psikotropika tanpa resep adalah ilegal, memberikan edukasi umum efek samping, dan menyarankan pasien mengajak temannya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.
C. Meminta pasien membeli obat secara online agar tidak perlu resep.
D. Menyarankan pasien menggunakan dosis kecil obat temannya terlebih dahulu.
E. Memberikan resep kosong agar temannya bisa mengisinya sendiri.

Jawaban: B

Pembahasan: Penyerahan psikotropika wajib resep dan tidak boleh diberikan dari sisa obat pasien lain. Tindakan yang sesuai adalah menolak permintaan, memberikan edukasi, serta membantu mengarahkan ke fasilitas layanan profesional. Opsi lain melanggar hukum dan etika.

Soal 5

Terjadi tumpahan pelarut organik dalam jumlah sedang di area peracikan. Pelarut bersifat mudah menguap dan menyebabkan iritasi mata pada salah satu petugas. Bau menyengat masih tercium meski sudah digunakan kain penyerap biasa. Apa langkah prioritas sesuai prinsip keselamatan kerja?

A. Membersihkan dengan kain biasa dan melanjutkan pekerjaan.
B. Evakuasi area, lakukan pertolongan pertama (bilas mata), gunakan APD lengkap, gunakan penyerap/neutralizer sesuai MSDS, kumpulkan limbah sebagai B3, laporkan insiden, dan lakukan investigasi.
C. Biarkan tumpahan menguap dengan sendirinya.
D. Memindahkan seluruh stok bahan kimia keluar ruangan.
E. Menunggu cleaning service untuk membersihkan.

Jawaban: B

Pembahasan: Tumpahan pelarut volatile adalah insiden kimia berbahaya yang memerlukan evakuasi, APD, dan penanganan menggunakan material penyerap khusus sesuai MSDS. Limbah harus dimusnahkan sebagai limbah B3. Opsi lain tidak aman, tidak sesuai protokol, atau memperbesar risiko.

Soal 6

Sebuah puskesmas menerima banyak pengaduan bahwa salep kombinasi antibiotik–kortikosteroid yang baru diberikan kepada pasien terlihat berair dan terpisah fase dalam waktu kurang dari 24 jam setelah dibuka. Setelah ditelusuri, diketahui bahwa salep batch tersebut disimpan dalam ruangan dengan suhu 34–36°C akibat kerusakan AC gudang. Staf lain menyarankan agar salep tetap didistribusikan karena “masih dalam tanggal kedaluwarsa”. Sebagai Asisten Apoteker yang bertanggung jawab, tindakan paling tepat adalah:

A. Tetap mendistribusikan salep karena tanggal kedaluwarsa masih lama.
B. Meminta pasien mengocok salep sebelum digunakan karena pemisahan fase adalah hal normal.
C. Menghentikan distribusi, melakukan karantina batch, melaporkan kejadian ke Apoteker Penanggung Jawab, dan mengevaluasi stabilitas produk.
D. Memberikan obat yang sama tetapi dari stok lain tanpa melakukan investigasi penyebab.
E. Menurunkan harga salep agar cepat habis dan tidak terbuang.

Jawaban: C

Pembahasan: Pemisahan fase pada salep akibat paparan suhu tinggi adalah tanda kerusakan stabilitas fisik sehingga tidak boleh diberikan. Produk harus dikarantina, dilaporkan, dan dievaluasi. Kedaluwarsa belum lewat bukan jaminan keamanan (A). Instruksi mengocok (B) tidak sesuai farmasetika. D dan E tidak etis dan membahayakan pasien.

Soal 7

Seorang ibu datang dengan resep parasetamol sirup untuk anaknya usia 3 tahun. Ia bertanya apakah boleh memberikan obat penurun panas herbal yang biasa dibeli secara online bersamaan dengan parasetamol agar efeknya lebih cepat. Produk herbal tersebut mengandung kombinasi jahe ekstrak, kunyit, dan “ekstrak daun tertentu” tanpa informasi lengkap kandungan mg per takaran. Apa penjelasan paling tepat yang harus Anda berikan?

A. Aman digunakan bersamaan karena herbal bersifat alami dan tidak berbahaya.
B. Sarankan memberi herbal terlebih dahulu, lalu parasetamol jika panas tidak turun.
C. Jelaskan bahwa tanpa komposisi jelas dan uji keamanan, kombinasi dengan obat anak tidak dianjurkan; gunakan parasetamol sesuai dosis dan konsultasikan obat lain dengan tenaga kesehatan.
D. Anjurkan menggunakan herbal saja agar anak tidak terlalu banyak minum obat kimia.
E. Sarankan mengganti parasetamol dengan ibuprofen agar lebih kuat.

Jawaban: C

Pembahasan: Produk herbal tanpa informasi komposisi dan uji keamanan tidak boleh dikombinasikan dengan obat anak. Edukasi harus menekankan keamanan, dosis terukur, dan konsultasi. A dan D adalah mitos. B dan E tidak sesuai indikasi resep.

Soal 8

Dalam audit internal, ditemukan selisih 5 tablet alprazolam dari stok psikotropika. Saat ditanya, salah satu petugas mengatakan bahwa tablet tersebut “berhasil ditemukan dalam laci lama” dan ia lupa mencatat karena kondisi sedang sibuk. Stok kini sudah lengkap kembali setelah ditemukannya tablet tersebut. Apa prosedur yang wajib tetap dilakukan meskipun stok sudah kembali sesuai?

A. Tidak perlu tindakan karena stok sudah cocok.
B. Menghapus riwayat kehilangan dari buku stok agar tidak terlihat bermasalah.
C. Membuat Berita Acara selisih stok, melaporkan kepada Apoteker Penanggung Jawab, melakukan investigasi penyebab, dan memperbaiki SOP pencatatan.
D. Membuang 5 tablet tersebut agar tidak menambah masalah pencatatan.
E. Menyimpan tablet dalam laci lain dan menunggu audit selanjutnya.

Jawaban: C

Pembahasan: Psikotropika memerlukan pencatatan ketat. Meski stok fisik akhirnya cocok, tetap wajib dibuat Berita Acara selisih stok dan dilakukan investigasi karena potensi penyalahgunaan harus ditelusuri. A, B, D, E adalah pelanggaran administrasi dan hukum.

Soal 9

Seorang pasien lansia mengalami batuk kering berkepanjangan setelah 2 minggu menggunakan obat hipertensi golongan ACE inhibitor. Pasien mengira ini efek dari udara AC dan memutuskan menghentikan obat sendiri. Ketika pasien datang meminta “obat batuk yang kuat”, Anda sebagai Asisten Apoteker harus mempertimbangkan mekanisme obat tersebut. Apa tindakan paling tepat?

A. Memberikan obat batuk antihistamin agar gejalanya berhenti.
B. Menyarankan pasien melanjutkan obat hipertensinya dan membeli obat batuk untuk menutupi efek samping.
C. Memberikan obat herbal tanpa perlu menggali informasi.
D. Mengarahkan pasien untuk kembali ke dokter karena batuk kemungkinan akibat efek samping ACE inhibitor dan perlu evaluasi terapi.
E. Menyarankan mengganti obat ke ARB tanpa berkonsultasi.

Jawaban: D

Pembahasan: Batuk kering adalah efek khas ACE inhibitor akibat akumulasi bradikinin. Pasien tidak boleh mengubah atau menghentikan terapi sendiri, dan harus kembali ke dokter untuk mengganti obat (misalnya ARB). Asisten Apoteker hanya memberi edukasi, bukan mengganti terapi.

Soal 10

Seorang pasien muda datang menebus salep antijamur. Ia tampak malu dan berkata bahwa ia sudah menggunakan salep tersebut “hanya saat gatal saja”. Setelah ditanya lebih lanjut, ternyata ia menghentikan penggunaan salep setiap kali gejala membaik, lalu kambuh lagi. Pasien meminta “cara cepat agar jamur hilang selamanya”. Apa pendekatan komunikasi yang paling tepat?

A. Menegur pasien karena tidak disiplin dan menyulitkan proses penyembuhan.
B. Menjelaskan bahwa antijamur harus digunakan sesuai durasi yang dianjurkan meski gejala hilang, memberi contoh durasi umum terapi, dan mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan area terinfeksi.
C. Menyarankan pasien menggunakan salep tiga kali lipat dosis agar jamur cepat mati.
D. Memberikan obat tambahan tanpa pengkajian.
E. Menyarankan berhenti menggunakan salep karena tidak efektif bagi pasien itu.

Jawaban: B

Pembahasan: Terapi antijamur membutuhkan konsistensi dan durasi yang cukup agar jamur tidak kambuh. Pendekatan edukatif, empatik, dan informatif adalah kunci komunikasi dalam pelayanan farmasi. Menegur (A), memberi dosis berlebih (C), atau menghentikan terapi (E) adalah tindakan yang tidak sesuai.

Soal 11

Seorang pasien diabetes datang dengan keluhan nyeri otot hebat, lemas, dan urin berwarna gelap. Pasien tersebut menggunakan metformin dan insulin, tetapi baru saja memulai terapi simvastatin 40 mg setelah hasil laboratorium menunjukkan LDL tinggi. Ia meminta obat pereda nyeri karena mengira gejala berasal dari kelelahan bekerja. Setelah Anda meninjau riwayat obat, Anda mencurigai kondisi yang lebih serius. Apa langkah paling tepat berdasarkan prinsip farmakologi dan keselamatan pasien?

A. Memberikan analgesik OTC dan menyarankan istirahat cukup.
B. Menyarankan mengurangi dosis simvastatin menjadi setengah tanpa berkonsultasi ke dokter.
C. Mengedukasi pasien bahwa gejala dapat mengarah pada rhabdomyolysis akibat statin dan menyarankan segera dirujuk untuk pemeriksaan CK.
D. Menyarankan menghentikan metformin karena dapat menyebabkan nyeri otot.
E. Menyarankan pasien terus melanjutkan simvastatin sambil mengompres area yang nyeri.

Jawaban: C

Pembahasan: Kombinasi gejala (urin gelap, nyeri otot berat, lemas) sangat khas menuju rhabdomyolysis, salah satu efek samping serius statin. Pasien harus segera mendapatkan evaluasi medis. Memberi analgesik (A) atau perubahan dosis tanpa otoritas (B, D) adalah tindakan berbahaya.

Soal 12

Seorang dokter memberikan resep krim asam salisilat 2% sebanyak 30 gram untuk pasien dengan kulit sensitif. Di gudang hanya tersedia krim dasar dan asam salisilat dalam bentuk serbuk. Saat Anda mulai menimbang, Anda mendapati bahwa neraca analitik menunjukkan fluktuasi karena meja tempat neraca diletakkan tidak stabil. Apa langkah paling tepat sebelum melanjutkan peracikan?

A. Melanjutkan penimbangan sambil menekan meja agar stabil.
B. Mencari tempat yang lebih datar, mengkalibrasi ulang neraca, dan memastikan tidak ada getaran sebelum menimbang.
C. Memperkirakan berat serbuk secara visual untuk menghemat waktu.
D. Menunda peracikan dan meminta pasien kembali keesokan hari tanpa alasan jelas.
E. Menggunakan neraca dapur karena lebih stabil secara fisik.

Jawaban: B

Pembahasan: Penimbangan bahan aktif harus sangat akurat, terutama untuk sediaan topikal yang memiliki potensi iritasi. Neraca harus dikalibrasi, stabil, dan bebas getaran. Perkiraan visual (C) atau penggunaan neraca tidak sesuai standar (E) sangat berisiko.

Soal 13

Dalam inspeksi rutin, Anda menemukan bahwa lemari es khusus vaksin menunjukkan suhu 10°C selama 3 jam akibat pintu yang tidak tertutup rapat. Staf yang bertugas tidak mencatat kejadian tersebut karena menganggap suhu “masih dingin”. Vaksin yang tersimpan termasuk vaksin hepatitis B dan DPT yang sangat sensitif terhadap fluktuasi suhu. Apa langkah prioritas?

A. Menurunkan suhu kulkas hingga 1°C agar vaksin cepat kembali stabil.
B. Melaporkan kejadian kepada Apoteker Penanggung Jawab, melakukan karantina vaksin terdampak, memeriksa indikator suhu, dan mencatat insiden sebagai pelanggaran cold chain.
C. Menggunakan vaksin yang terdampak terlebih dahulu agar tidak terbuang.
D. Mengocok vaksin untuk memastikan tidak ada perubahan fisik.
E. Mengabaikan kejadian karena hanya berlangsung 3 jam.

Jawaban: B

Pembahasan: Fluktuasi suhu dapat merusak potensi vaksin meski terlihat normal. Prosedur wajib: karantina, pencatatan kejadian, pemeriksaan indikator suhu, dan pelaporan. Menggunakan vaksin terdampak (C) sangat berbahaya.

Soal 14

Seorang pasien yang sedang mengambil obat antidepresan bertemu temannya di apotek dan tampak panik. Setelah temannya pergi, pasien meminta Anda “tidak mencatat obat ini di sistem” karena takut informasi terapinya diketahui keluarga. Ia bersedia membayar tunai agar tidak tercatat sebagai transaksi resmi. Apa yang harus Anda lakukan?

A. Menghargai permintaan pasien dan tidak mencatat transaksinya.
B. Menyarankan pasien mengganti obat dengan obat herbal agar tidak perlu dicatat.
C. Menjelaskan bahwa setiap obat wajib tercatat dan informasi pasien dilindungi oleh kerahasiaan, bukan dihapus dari sistem.
D. Menyarankan pasien membeli obatnya di apotek lain.
E. Menawarkan untuk menulis nama samaran di sistem.

Jawaban: C

Pembahasan: Kerahasiaan pasien dilindungi oleh etika dan hukum, tetapi rekam obat wajib dicatat sesuai standar farmasi. Menghapus data, memakai nama samaran, atau mengalihkan pasien ke apotek lain adalah pelanggaran berat.

Soal 15

Anda sedang menyiapkan obat sitotoksik dalam ruang khusus. Tiba-tiba sistem ventilasi isolator glove box mati ketika Anda sedang melarutkan obat dalam vial. Bau ringan mulai terasa dan tekanan negatif tampak tidak stabil. Apa tindakan prioritas sesuai standar keselamatan pengolahan obat sitotoksik?

A. Melanjutkan pekerjaan dengan cepat agar proses peracikan segera selesai.
B. Menghentikan peracikan, mengamankan vial, melakukan dekontaminasi awal, keluar dari ruang isolasi, dan melaporkan kerusakan ventilasi.
C. Membuka jendela ruangan agar sirkulasi udara kembali normal.
D. Menyelesaikan pekerjaan lalu mencatat kejadian sebagai catatan internal.
E. Mengecilkan volume larutan untuk mengurangi paparan.

Jawaban: B

Pembahasan: Obat sitotoksik memerlukan ventilasi aktif dan tekanan negatif yang stabil. Jika isolator gagal, peracikan harus dihentikan segera dan vial diamankan. Jendela tidak boleh dibuka (C). Melanjutkan pekerjaan (A, D) sangat berbahaya.

Soal 16

Dalam sebuah instalasi farmasi rumah sakit, ditemukan bahwa persediaan obat-obatan dengan masa kedaluwarsa kurang dari empat bulan masih bercampur dengan obat yang masa simpannya panjang. Selain itu, pencatatan stok manual dan digital menunjukkan selisih kuantitas yang cukup signifikan. Asisten Apoteker yang baru ditempatkan diminta melakukan evaluasi untuk mengidentifikasi sumber masalah dan menentukan langkah koreksi. Dari situasi ini, pendekatan mana yang paling tepat dilakukan terlebih dahulu?

A. Mengusulkan penggantian seluruh sistem pencatatan manual ke sistem digital penuh agar stok lebih akurat
B. Melakukan audit stok fisik secara menyeluruh dan menyusun ulang penyimpanan berdasarkan FEFO
C. Menghapus selisih stok dalam sistem digital agar sinkron dengan kondisi fisik
D. Mengalihkan tanggung jawab penyimpanan obat mendekati kedaluwarsa kepada bagian logistik
E. Menambah tenaga Asisten Apoteker untuk mempercepat proses pencatatan dan penyusunan stok

Jawaban: B

Pembahasan:
Masalah utama adalah ketidakteraturan penyimpanan dan ketidaksesuaian data stok. Langkah paling mendasar dan prioritas adalah audit stok fisik dan penataan ulang berdasarkan prinsip FEFO. Opsi lain bersifat lanjutan dan tidak menyelesaikan akar masalah.

Soal 17

Seorang pasien menerima resep obat kombinasi antihipertensi. Namun, setelah obat diberikan, pasien kembali dan mengeluhkan bahwa obatnya memiliki warna berbeda dengan obat yang diterimanya pada bulan sebelumnya, meskipun nama dan dosisnya sama. Asisten Apoteker harus menjelaskan perubahan ini kepada pasien sembari memastikan keamanan terapi. Tindakan paling tepat adalah…

A. Menjelaskan bahwa warna obat berubah karena batch produksi berbeda dan langsung meminta pasien meminumnya tanpa evaluasi
B. Memberikan obat baru dengan warna yang sama seperti sebelumnya tanpa memeriksa komposisi
C. Memverifikasi ulang nama obat, kandungan, dan nomor izin edar sebelum menjelaskan variasi bentuk fisik obat antar-pabrik
D. Mengarahkan pasien untuk kembali ke dokter agar mendapatkan obat dengan warna yang sama
E. Mengabaikan keluhan pasien karena obat generik memang sering berubah tampilan

Jawaban: C

Pembahasan:
Prioritas adalah memastikan kesesuaian obat (nama, kandungan, izin edar) sebelum memberi edukasi bahwa variabilitas fisik antar-pabrik adalah hal umum. Opsi lain tidak memenuhi aspek keselamatan pasien.

Soal 18

Sebuah apotek mengalami peningkatan keluhan dari pasien karena waktu tunggu peracikan obat semakin lama. Setelah ditelusuri, salah satu penyebabnya adalah alur kerja yang tidak efisien, dimana Asisten Apoteker harus bolak-balik mengambil bahan obat karena penataan ruang yang kurang optimal. Solusi mana yang paling tepat berdasarkan prinsip manajemen farmasi?

A. Menambah jam kerja agar Asisten Apoteker memiliki waktu lebih panjang dalam meracik
B. Menyusun ulang tata letak ruang racik berdasarkan frekuensi penggunaan bahan dan alur pergerakan
C. Meminta pasien mengambil obat di jam-jam sepi untuk mengurangi beban kerja
D. Membuat SOP baru dengan langkah yang lebih banyak untuk mengontrol proses dengan lebih ketat
E. Mengalihkan pekerjaan peracikan kepada tenaga administrasi untuk mempercepat pelayanan

Jawaban: B

Pembahasan:
Masalah utama adalah inefisiensi alur kerja, sehingga solusi terbaik adalah optimalisasi tata letak berdasarkan konsep ergonomi dan frekuensi penggunaan. Pilihan lain tidak menyelesaikan akar masalah atau melanggar regulasi.

Soal 19

Asisten Apoteker sedang melakukan proses pengemasan ulang obat tablet ke dalam wadah kecil. Tanpa disadari, ia lupa mencantumkan nomor batch dan tanggal kedaluwarsa pada label. Setelah 30 kemasan sudah terdistribusi ke ruang perawatan, ia menyadari kesalahan tersebut. Tindakan yang paling tepat secara profesional dan sesuai standar keselamatan adalah…

A. Mengambil kembali seluruh kemasan, memeriksa ulang, dan melabeli sesuai ketentuan
B. Mengabaikan kesalahan karena obat masih dalam masa kedaluwarsa
C. Menghubungi kepala instalasi untuk menanyakan apakah perlu melakukan recall
D. Mencatat kesalahan hanya di log buku tanpa melakukan tindakan koreksi
E. Mencantumkan tanggal kedaluwarsa secara perkiraan berdasarkan pengalaman

Jawaban: A

Pembahasan:
Pelabelan obat adalah aspek kritis karena berpengaruh pada keamanan dan penelusuran produk. Langkah paling tepat adalah menarik seluruh kemasan untuk diperbaiki. Opsi lain berisiko tinggi dan tidak sesuai standar farmasi.

Soal 20

Dalam proses penerimaan sediaan farmasi dari distributor, Asisten Apoteker menemukan beberapa obat dalam bentuk sirup yang segelnya sedikit longgar meskipun botol tidak pecah. Distributor menyatakan bahwa hal ini normal akibat proses transportasi. Apa tindakan paling tepat?

A. Menolak seluruh obat sirup dari distributor karena risiko kontaminasi
B. Menerima obat tersebut namun memberikan catatan khusus pada laporan penerimaan
C. Memeriksa ulang seluruh sirup berdasarkan pedoman CPOB dan hanya menerima yang memenuhi standar integritas kemasan
D. Menghubungi pasien yang pernah menerima batch sebelumnya untuk mengecek efek samping
E. Menerima seluruh obat karena distributor telah memberikan penjelasan

Jawaban: C

Pembahasan:
Integritas kemasan adalah faktor penting dalam keamanan sediaan farmasi, terutama untuk obat cair. Tindakan paling tepat adalah melakukan pemeriksaan menyeluruh sesuai standar CPOB, bukan langsung menerima atau menolak tanpa verifikasi.

Tingkatkan Peluang Lolos Uji Kompetensi Asisten Apoteker!

Jangan biarkan persiapan yang kurang matang menghambat langkah Anda meraih sertifikasi profesi. Soal-soal di ujikom.id dirancang berdasarkan kisi-kisi terbaru, memuat latihan HOTS, pembahasan mendalam, serta simulasi ujian yang benar-benar mencerminkan kondisi nyata di lapangan. Dengan materi yang komprehensif dan sistematis, Anda dapat belajar lebih fokus, efisien, dan terarah.

🔥 Mengapa Harus di ujikom.id?

  • Soal lengkap dan variatif
  • Pembahasan detail dan mudah dipahami
  • Pembaruan berkala sesuai standar uji kompetensi
  • Akses fleksibel kapan pun Anda belajar

Siapkan diri Anda lebih percaya diri dan jadilah kandidat terbaik di hari ujian.
👉 Mulai belajar sekarang di ujikom.id dan amankan kelulusan Anda!

Facebook
WhatsApp
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Picture of Tim UJIKOM

Tim UJIKOM

Kami adalah tim penulis konten edukatif di Ujikom.id yang fokus membagikan informasi seputar uji kompetensi, sertifikasi profesi, serta tips persiapan menghadapi UKOM. Dengan riset mendalam dan gaya bahasa yang mudah dipahami, kami berkomitmen membantu Anda lebih siap dalam meniti jalur karier profesional.

Dapatkan Ratusan Soal Uji Kompetensi + Pembahasan, berbasis CBT!

Butuh Bantuan?