200+ Soal Uji Kompetensi Jabatan Bidan Penyelia Alih Jenjang

Soal ujikom bidan penyelia alih jenjang

Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kebidanan di Indonesia, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan menetapkan kebijakan Alih Jenjang bagi tenaga bidan yang telah berpengalaman di lapangan untuk dapat mengembangkan kariernya ke jenjang yang lebih tinggi. Salah satu tahapan penting dalam proses ini adalah pelaksanaan Uji Kompetensi Bidan Penyelia, yang bertujuan untuk memastikan bahwa bidan memiliki kompetensi klinis, manajerial, dan edukatif yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan terkini. Uji kompetensi ini tidak hanya menjadi tolok ukur kelayakan alih jenjang, tetapi juga bagian dari jaminan kualitas terhadap pelayanan kebidanan yang aman, efektif, dan berbasis bukti.

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Jabatan Bidan Penyelia Alih Jenjang

Untuk memastikan kelayakan dan kesiapan bidan dalam menjalankan peran sebagai penyelia, diperlukan uji kompetensi yang terstruktur dan berbasis standar nasional. Uji kompetensi ini dirancang untuk menilai kemampuan bidan dalam berbagai aspek, mulai dari penerapan praktik kebidanan yang aman hingga kepemimpinan dalam manajemen pelayanan kesehatan. Agar proses pembelajaran dan persiapan lebih terarah, berikut ini disajikan daftar kisi-kisi yang menjadi acuan utama dalam pelaksanaan uji kompetensi Bidan Penyelia Alih Jenjang : 

1.Asuhan Kehamilan (ANC – Antenatal Care)

 Pemahaman prinsip, prosedur, dan penanganan ibu hamil trimester I–III.

  • Deteksi dini komplikasi (preeklampsia, anemia, hiperemesis)
  • Interpretasi hasil pemeriksaan kehamilan (K1, K4, TTV, laboratorium)
  • Edukasi ibu hamil tentang tanda bahaya dan persiapan persalinan

2.Asuhan Persalinan Normal & Kegawatdaruratan Obstetri

Kemampuan menangani persalinan normal dan mengenali kegawatdaruratan.

  • Tahapan kala 1–4, manajemen aktif kala 3
  • Pertolongan persalinan dengan standar APN (Asuhan Persalinan Normal)
  • Penanganan kegawatdaruratan: perdarahan postpartum, shoulder dystocia, eklampsia ringan

3,Asuhan Nifas dan Bayi Baru Lahir

Penatalaksanaan masa nifas dan perawatan bayi baru lahir sehat.

  • Deteksi infeksi puerperium
  • Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI Eksklusif
  • Penanganan hipotermia, ikterus ringan, serta edukasi orang tua

 4.Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah

Intervensi promotif-preventif terhadap tumbuh kembang anak usia 0–5 tahun.

  • Penapisan KPSP dan stimulasi dini
  • Penanganan masalah laktasi
  • Edukasi imunisasi dasar & gizi seimbang

5.Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana (KB)

Pemberian konseling dan pelayanan KB yang komprehensif.

  • Teknik pemasangan dan pelepasan IUD & implant
  • Penanganan efek samping KB hormonal
  • Konseling pra dan pasca KB bagi semua kelompok usia subur

6.Penyakit Infeksi & Non-Infeksi pada Perempuan

Identifikasi dan penanganan awal kasus reproduksi perempuan.

  • Penatalaksanaan ISPA ringan, infeksi saluran kemih, dan keputihan patologis
  • Deteksi awal kanker serviks (IVA Test) dan edukasi pencegahan
  • Pengenalan faktor risiko IMS & HIV pada perempuan usia reproduksi

7.Etika, Profesionalisme & Komunikasi Efektif

Sikap bidan dalam menjalankan tugas sesuai etika profesi dan hukum kesehatan.

  • Kode etik bidan dan prinsip informed consent
  • Pendokumentasian SOAP dengan benar
  • Komunikasi terapeutik dalam praktik kebidanan

8.Manajemen Asuhan Berkesinambungan (Continuity of Care)

Kemampuan menyusun asuhan menyeluruh dari kehamilan hingga masa pasca 

persalinan.

  • Integrasi data ANC–Persalinan–Nifas–Neonatus
  • Pelaporan dan rujukan kasus sesuai standar
  • Manajemen berbasis kasus (soal UKOM CBT & OSCE)

9.Kebidanan Komunitas dan Keluarga

Peran bidan dalam pemberdayaan keluarga dan komunitas.

  • Identifikasi risiko keluarga dengan pendekatan Gakin, GERMAS, dan Posyandu
  • Promosi kesehatan berbasis masyarakat
  • Pemantauan kesehatan ibu dan anak berbasis rumah tangga

Soal Uji Kompetensi Jabatan Bidan Penyelia Alih Jenjang

Latihan soal menjadi cara efektif untuk mengasah pemahaman, mengukur kesiapan, dan mengenali pola pertanyaan yang sering muncul dalam ujian. Selain itu, melalui latihan ini, Anda dapat mengidentifikasi area materi yang masih perlu ditingkatkan. Berikut ini kami sajikan soal pilihan ganda lengkap untuk tes uji kompetensi bidan penyelia alih jenjang dengan pembahasan yang jelas. 

Soal Nomor 1

Seorang ibu hamil usia 24 minggu datang ke klinik dengan keluhan cepat lelah, sering pusing, dan terlihat pucat. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar Hb 8,2 g/dL dan terdapat riwayat pola makan kurang baik. Setelah edukasi, ibu mengaku tidak rutin mengonsumsi tablet tambah darah karena mual. Bidan menjelaskan pentingnya kepatuhan konsumsi tablet tambah darah dan memberikan edukasi tentang makanan tinggi zat besi. Pemeriksaan lanjutan menunjukkan ibu mengalami peningkatan denyut jantung dan tampak lemah. Dalam konteks asuhan kehamilan trimester kedua, apa langkah yang paling tepat?
A. Memberikan transfusi darah segera karena Hb sangat rendah
B. Memberikan vitamin B12 tambahan untuk mempercepat produksi sel darah merah
C. Merujuk ibu ke rumah sakit rujukan untuk evaluasi kehamilan risiko tinggi
D. Memberikan tablet tambah darah dua kali sehari tanpa evaluasi lanjutan
E. Memberikan tablet tambah darah, edukasi konsumsi bersama vitamin C, dan pantau Hb 2 minggu kemudian

Jawaban: E
Pembahasan: Ibu mengalami anemia sedang dalam kehamilan. Penanganan paling tepat adalah dengan pemberian tablet tambah darah yang dikombinasikan dengan edukasi nutrisi (termasuk konsumsi dengan vitamin C agar penyerapan meningkat), lalu pemantauan kadar Hb berkala.

Soal Nomor 2

Bidan menghadapi kasus ibu dalam persalinan kala II dengan posisi bayi normal. Saat kepala bayi keluar, ternyata bahunya tersangkut (shoulder dystocia). Bidan tetap tenang dan meminta bantuan asisten untuk mencatat waktu dan menyiapkan alat. Ia lalu memosisikan ibu dengan manuver McRoberts dan memberikan tekanan suprapubik sesuai prosedur. Beberapa detik kemudian, bayi berhasil dilahirkan dengan selamat. Apa tindakan yang menunjukkan pengambilan keputusan klinis yang tepat dalam penanganan kegawatdaruratan obstetri tersebut?
A. Melakukan episiotomi segera agar bayi lebih mudah keluar
B. Melakukan manuver Kristeller untuk membantu dorongan
C. Merujuk ke RS karena shoulder dystocia memerlukan penanganan tim
D. Melakukan manuver McRoberts dan tekanan suprapubik dengan tepat
E. Memberikan uterotonika untuk mempercepat pelepasan plasenta

Jawaban: D
Pembahasan: Shoulder dystocia adalah kegawatdaruratan obstetri. Manuver McRoberts dan tekanan suprapubik adalah langkah standar pertama yang efektif untuk membebaskan bahu bayi dan menyelamatkan nyawa.

Soal Nomor 3

Pada kunjungan ANC pertama, seorang ibu hamil usia 10 minggu datang dengan keluhan mual berat hingga tidak bisa makan dan minum. Pemeriksaan menunjukkan adanya dehidrasi ringan dan ketonuria pada urin. Bidan mencurigai hiperemesis gravidarum dan memberikan edukasi. Namun, ibu tetap tidak mampu mempertahankan asupan makanan setelah 24 jam. Apa tindakan yang paling sesuai dilakukan oleh bidan?
A. Merujuk ke fasilitas kesehatan lanjutan untuk perawatan hidrasi intravena dan terapi
B. Memberikan vitamin B6 dan antiemetik untuk mengurangi gejala
C. Menyarankan konsumsi makanan kering dalam porsi kecil dan sering
D. Menyarankan ibu beristirahat dan observasi di rumah
E. Memberikan cairan oral dalam jumlah besar dan pantau keseimbangan cairan

Jawaban: A
Pembahasan: Ibu mengalami hiperemesis gravidarum tingkat sedang, ditandai dengan ketonuria dan tidak bisa makan/minum >24 jam. Kondisi ini harus dirujuk untuk perawatan medis lanjutan, termasuk rehidrasi IV.

Soal Nomor 4

Seorang bayi baru lahir dengan usia 6 jam mengalami suhu tubuh 35,5°C dan terlihat lesu serta malas menyusu. Lingkungan bersalin dilaporkan dingin dan ventilasi terbuka. Bidan segera mengambil tindakan untuk menangani situasi tersebut. Ia memeriksa ulang suhu dan melakukan skin-to-skin contact. Sambil terus memantau kondisi bayi, bidan juga memberikan edukasi kepada ibu tentang pentingnya menjaga kehangatan. Berdasarkan kasus tersebut, apa intervensi paling awal dan tepat dilakukan oleh bidan?
A. Mandikan bayi menggunakan air hangat agar lebih segar dan hangat
B. Masukkan bayi ke inkubator agar suhu tubuh naik stabil
C. Menyelimuti bayi dan menempatkan di dekat jendela
D. Lakukan kontak kulit dengan kulit dan tutup kepala bayi
E. Berikan susu formula hangat sebagai pengganti ASI

Jawaban: C
Pembahasan: Pada hipotermia ringan, penanganan paling tepat dan awal adalah kontak kulit langsung (skin-to-skin), menyelimuti bayi dengan hangat, dan menutup kepala untuk mencegah kehilangan panas lebih lanjut.

Soal Nomor 5

Seorang bidan di desa sedang memantau tumbuh kembang anak usia 2 tahun dalam kegiatan posyandu. Anak tersebut tidak bisa menyebut nama orang tua, tidak bisa menumpuk 3 balok, dan tidak merespons saat dipanggil. Berdasarkan penapisan KPSP, anak gagal pada tiga indikator utama. Apa langkah terbaik yang harus dilakukan oleh bidan setelah mendokumentasikan hasil penapisan tersebut?
A. Memberikan stimulasi ulang dalam 6 bulan
B. Menyarankan ibu lebih sering bermain bersama anak
C. Merujuk ke ahli tumbuh kembang anak untuk evaluasi lanjutan
D. Mengulang penapisan minggu depan untuk validasi hasil
E. Mengedukasi ibu agar memberikan lebih banyak makanan bergizi

Jawaban: B
Pembahasan: Gagal lebih dari dua item utama KPSP menunjukkan kemungkinan keterlambatan tumbuh kembang. Anak harus dirujuk ke ahli tumbuh kembang agar dilakukan penilaian dan terapi lebih dini.

Soal Nomor 6

Bidan hendak memberikan pelayanan KB kepada seorang ibu usia 30 tahun yang telah memiliki dua anak dan ingin menjarangkan kehamilan selama 5 tahun. Ibu tidak memiliki riwayat penyakit kronis dan sedang menyusui. Dalam konseling, ibu tertarik menggunakan KB jangka panjang yang tidak mengganggu produksi ASI. Berdasarkan kondisi tersebut, apa metode KB yang paling sesuai untuk direkomendasikan oleh bidan?
A. Kontrasepsi suntik 3 bulan
B. Pil KB menyusui (progesteron tunggal)
C. Pemasangan IUD tembaga
D. Kondom dan metode kalender
E. Implan subdermal

Jawaban: E
Pembahasan: Implan subdermal adalah metode jangka panjang, aman untuk ibu menyusui, dan tidak memengaruhi produksi ASI. Ini menjadi pilihan ideal sesuai dengan kebutuhan ibu.

Soal Nomor 7

Bidan melakukan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) pada perempuan usia 35 tahun yang aktif secara seksual. Hasil pemeriksaan menunjukkan bercak putih pada mulut serviks setelah 1 menit pemberian asam asetat. Pasien tidak menunjukkan gejala klinis apapun. Berdasarkan hasil tersebut, apa langkah yang tepat harus dilakukan oleh bidan?
A. Rujuk pasien untuk evaluasi lebih lanjut ke dokter
B. Ulang pemeriksaan IVA bulan berikutnya
C. Memberikan antibiotik topikal
D. Melakukan cryotherapy atau rujukan ke fasilitas lanjutan
E. Menyatakan hasil negatif dan edukasi ulang 1 tahun lagi

Jawaban: B
Pembahasan: Hasil IVA positif (bercak putih) menunjukkan kemungkinan lesi prakanker. Pasien harus dirujuk atau ditindaklanjuti dengan cryotherapy sesuai protokol deteksi dini kanker serviks.

Soal Nomor 8

Dalam pelayanan kebidanan komunitas, bidan melakukan kunjungan rumah kepada keluarga yang termasuk dalam kategori rawan kesehatan. Ia menemukan bahwa ibu tidak rutin membawa anak ke Posyandu dan ayah merokok di dalam rumah. Rumah terletak di daerah padat penduduk dengan sanitasi kurang memadai. Bidan mencatat bahwa keluarga belum pernah menerima penyuluhan tentang GERMAS dan tidak aktif dalam kegiatan RT. Apa langkah awal yang sebaiknya dilakukan bidan sebagai upaya pemberdayaan keluarga?
A. Mengarahkan keluarga untuk segera ke fasilitas kesehatan
B. Memberikan leaflet tentang pola hidup sehat
C. Mengajukan keluarga sebagai peserta bantuan sosial
D. Melaporkan kondisi keluarga ke ketua RT
E. Melakukan pendekatan personal, edukasi GERMAS, dan ajak aktif Posyandu

Jawaban: E
Pembahasan: Pendekatan pemberdayaan berbasis komunitas dimulai dari edukasi dan komunikasi interpersonal. Mengajak keluarga aktif dalam GERMAS dan Posyandu memperkuat perubahan perilaku sehat.

Soal Nomor 9

Seorang ibu usia 22 tahun datang ke klinik dengan keluhan keputihan berwarna kuning kehijauan, gatal, dan berbau tidak sedap. Pemeriksaan spekulum menunjukkan lendir kental dan dinding vagina tampak hiperemis. Ibu tidak memiliki riwayat penggunaan KB hormonal dan mengaku sering menggunakan sabun kewanitaan. Apa diagnosis paling mungkin dan tindakan bidan yang tepat?
A. Keputihan normal akibat hormonal, cukup edukasi
B. Vaginitis karena infeksi, perlu rujukan untuk penatalaksanaan
C. Infeksi jamur, berikan antijamur topikal
D. Iritasi karena bahan kimia, hentikan sabun vagina
E. Reaksi alergi ringan, cukup observasi

Jawaban: B
Pembahasan: Keputihan patologis ditandai dengan warna, bau, dan gejala gatal. Bidan tidak boleh sembarangan memberi obat tanpa diagnosis pasti, sehingga harus merujuk untuk pemeriksaan dan terapi lanjut.

Soal Nomor 10

Seorang ibu mengalami perdarahan hebat 1 jam setelah persalinan spontan. Pemeriksaan uterus menunjukkan uterus lembek dan tidak berkontraksi optimal. Bidan segera melakukan fundal massage, memberikan oksitosin, dan memeriksa kemungkinan sisa plasenta. Darah yang keluar lebih dari 500 ml. Apa diagnosis dan tindakan selanjutnya yang paling tepat?
A. Perdarahan karena robekan jalan lahir, lakukan penjahitan
B. Inversio uteri, segera reposisi uterus
C. Perdarahan postpartum karena atonia uteri, lanjutkan uterotonika
D. Retensio plasenta, lakukan eksplorasi manual
E. Syok hipovolemik, rujuk segera tanpa intervensi

Jawaban: D
Pembahasan: Perdarahan postpartum bisa disebabkan oleh sisa plasenta. Jika uterus tidak berkontraksi optimal dan plasenta tidak utuh, maka perlu dilakukan eksplorasi manual di fasilitas yang kompeten.

Soal Nomor 11

Dalam praktik mandiri, seorang bidan membantu persalinan normal pada ibu G2P1A0. Proses kala I hingga kala II berjalan lancar. Setelah lahir, bayi menangis kuat, tonus otot baik, dan warna tubuh merah muda. Segera setelah bayi diletakkan di dada ibu, bidan melakukan manajemen aktif kala III. Apa langkah pertama yang paling tepat dilakukan dalam fase ini?
A. Memastikan ibu tetap rileks agar kontraksi uterus tidak terganggu
B. Melakukan eksplorasi vagina untuk melihat robekan
C. Menarik tali pusat agar plasenta keluar cepat
D. Memberikan uterotonika dalam 1 menit setelah lahir
E. Membersihkan jalan napas bayi secara menyeluruh

Jawaban: A
Pembahasan: Dalam manajemen aktif kala III, langkah pertama adalah pemberian uterotonika dalam 1 menit pertama, namun soal ini mengarahkan pada tindakan terhadap ibu menjaga ibu tetap rileks dan tenang penting agar refleks oksitosin alami bekerja optimal.

Soal Nomor 12

Seorang bayi usia 3 hari dibawa ke posyandu karena tampak kuning di wajah dan dada. Ibu khawatir karena bayi juga terlihat malas menyusu. Bidan melakukan pemeriksaan dan menemukan bahwa suhu bayi normal, tetapi terdapat ikterus hingga pertengahan perut. Bayi lahir cukup bulan dengan proses normal. Apa tindakan yang paling sesuai dilakukan oleh bidan?
A. Observasi dan edukasi ibu untuk meningkatkan frekuensi menyusui
B. Rujuk bayi segera untuk fototerapi
C. Memberikan susu formula tambahan
D. Melakukan pemijatan tradisional
E. Anjurkan penjemuran di pagi hari selama 1 jam

Jawaban: C
Pembahasan: Ikterus hingga abdomen menunjukkan kemungkinan ikterus fisiologis yang harus diwaspadai. Karena bayi juga malas menyusu, perlu dirujuk untuk evaluasi bilirubin dan terapi lebih lanjut.

Soal Nomor 13

Bidan menangani pasien nifas hari ke-7 yang datang dengan keluhan demam, nyeri pada perut bagian bawah, dan keputihan berbau busuk. Pemeriksaan menunjukkan adanya nyeri tekan di daerah suprapubik. Pasien juga mengeluh lemas dan menggigil. Apa dugaan diagnosis dan langkah paling tepat untuk dilakukan oleh bidan?
A. Infeksi saluran kemih ringan, cukup antibiotik oral
B. Infeksi luka perineum, beri antiseptik lokal
C. Infeksi puerperium, rujuk ke fasilitas kesehatan lanjutan
D. Infeksi jamur vagina karena ketidakseimbangan flora
E. Normal postpartum, cukup edukasi dan observasi

Jawaban: A
Pembahasan: Gejala mengarah pada infeksi puerperium yang bisa berbahaya jika tidak ditangani segera. Penanganan awal oleh bidan adalah identifikasi dan rujukan segera untuk evaluasi dan penatalaksanaan antibiotik IV.

Soal Nomor 14

Seorang perempuan usia 18 tahun datang untuk konseling KB. Ia baru menikah dan belum memiliki anak, serta ingin menunda kehamilan selama 1 tahun. Bidan memberikan penjelasan tentang berbagai metode kontrasepsi. Klien tertarik dengan metode yang tidak memengaruhi hormonal. Apa saran terbaik yang dapat diberikan oleh bidan?
A. Menggunakan kondom dan mengatur hubungan seksual
B. Pil KB kombinasi dosis rendah
C. Menggunakan kontrasepsi implan
D. Memasang IUD tembaga
E. Menggunakan suntikan 3 bulan

Jawaban: D
Pembahasan: IUD tembaga adalah metode non-hormonal, jangka panjang, dan dapat dikembalikan kesuburannya segera. Cocok untuk perempuan usia subur yang ingin menunda tanpa efek hormonal.

Soal Nomor 15

Bidan menghadiri pelatihan tentang penyusunan dokumentasi SOAP yang benar. Dalam studi kasus, ibu datang dengan keluhan pusing dan bengkak di kaki. Pemeriksaan menunjukkan tekanan darah 150/100 mmHg, proteinuria 1+, dan terdapat nyeri kepala. Apa yang harus dituliskan dalam bagian “A” dari catatan SOAP?
A. Tekanan darah tinggi dan proteinuria positif
B. Keluhan pusing dan bengkak pada kaki
C. Preeklampsia ringan
D. Tindakan edukasi istirahat dan rujukan
E. Hasil pemeriksaan refleks dan urin

Jawaban: B
Pembahasan: Bagian A (Assessment) pada SOAP berisi diagnosis atau kesimpulan klinis. Berdasarkan gejala dan data objektif, preeklampsia ringan adalah kesimpulan yang tepat dan harus dicatat di bagian A.

Soal Nomor 16

Ibu hamil trimester ketiga datang untuk kunjungan K4. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah normal, Hb 10,6 g/dL, dan DJJ 142 x/menit. Ibu mengatakan belum mempersiapkan perlengkapan persalinan dan belum tahu tanda-tanda bahaya. Apa yang menjadi prioritas edukasi yang harus diberikan bidan saat ini?
A. Menyusun rencana persalinan dan tanda bahaya kehamilan
B. Memberikan tambahan tablet zat besi
C. Menjelaskan pentingnya olahraga ringan
D. Mengarahkan ibu ikut kelas prenatal
E. Memberikan jadwal imunisasi bayi

Jawaban: C
Pembahasan: Pada kunjungan K4, bidan harus memberikan edukasi persiapan persalinan dan tanda bahaya untuk menghindari keterlambatan rujukan. Ini bagian dari standar asuhan ANC berkualitas.

Soal Nomor 17

Seorang anak usia 4 tahun dibawa ke Posyandu karena belum lancar berbicara dan kurang merespons jika diajak berkomunikasi. Hasil penapisan KPSP menunjukkan beberapa item tidak tercapai. Orang tua mengaku jarang berinteraksi langsung dengan anak karena keduanya sibuk bekerja dan anak lebih sering bermain sendiri dengan gadget. Berdasarkan hasil tersebut, apa intervensi paling tepat yang dilakukan oleh bidan?
A. Memberikan edukasi stimulasi dini dan rujuk ke layanan tumbuh kembang
B. Anjurkan pengurangan penggunaan gadget selama 1 jam per hari
C. Melatih anak dengan terapi wicara secara mandiri di rumah
D. Menganjurkan imunisasi tambahan untuk meningkatkan fungsi otak
E. Mewawancarai anak secara langsung untuk menilai fungsi bicara

Jawaban: A
Pembahasan: Bila hasil KPSP menunjukkan keterlambatan, bidan wajib melakukan edukasi stimulasi dini dan merujuk ke layanan tumbuh kembang. Gadget bukan penyebab utama, tapi kurangnya stimulasi interaktif.

Soal Nomor 18

Ibu usia 30 tahun datang ke praktik mandiri untuk melepas IUD karena ingin merencanakan kehamilan lagi. Setelah pemeriksaan dalam, bidan memastikan benang IUD terlihat dan melakukan pelepasan dengan teknik aseptik. Namun, ibu mengeluh nyeri ringan dan spotting setelah prosedur. Apa tindakan paling tepat setelah prosedur pelepasan IUD?
A. Menyarankan ibu segera melakukan hubungan seksual
B. Memberikan antibiotik pencegahan
C. Melakukan pemeriksaan USG untuk melihat sisa IUD
D. Edukasi bahwa spotting dan nyeri ringan adalah normal pascaprosedur
E. Merujuk ke fasilitas rujukan sekunder untuk evaluasi lanjut

Jawaban: D
Pembahasan: Spotting ringan dan nyeri pascapelepasan IUD adalah reaksi normal, bukan komplikasi. Bidan cukup melakukan edukasi dan observasi, tanpa perlu intervensi berlebih atau rujukan jika tidak ada gejala serius.

Soal Nomor 19

Seorang ibu usia 35 tahun datang untuk konsultasi mengenai efek samping yang ia alami setelah 3 bulan menggunakan suntik KB. Ia mengeluh sering mengalami flek-flek, sakit kepala, dan perubahan suasana hati. Ibu merasa tidak nyaman dan mempertimbangkan untuk berhenti KB. Apa langkah awal yang paling tepat dilakukan oleh bidan?
A. Menyarankan ibu untuk mengganti ke metode non-hormonal
B. Memberikan konseling menyeluruh tentang efek samping dan opsi alternatif
C. Langsung melepas KB dan anjurkan pantang berhubungan
D. Memberikan obat pereda nyeri kepala dan menunda evaluasi
E. Menyarankan untuk tetap melanjutkan KB karena efek ini sementara

Jawaban: B
Pembahasan: Bidan harus memberikan konseling komprehensif mengenai efek samping hormonal, serta opsi kontrasepsi lain. Keputusan akhir tetap di tangan klien, tetapi harus didasarkan pada informasi yang benar dan lengkap.

Soal Nomor 20

Seorang ibu hamil trimester pertama datang ke Puskesmas untuk kunjungan pertama. Ia mengeluh mual dan muntah lebih dari 5 kali sehari, tidak nafsu makan, dan tampak lemas. Pemeriksaan menunjukkan penurunan berat badan 2 kg dalam seminggu dan turgor kulit menurun. Apa diagnosis dan tindakan terbaik yang harus dilakukan bidan?
A. Morning sickness, edukasi tentang makanan ringan dan istirahat
B. Preeklampsia ringan, pantau tekanan darah secara berkala
C. Hiperemesis gravidarum, rujuk ke fasilitas kesehatan tingkat lanjutan
D. Dehidrasi ringan, cukup diberi cairan oral dan tablet antiemetik
E. Anemia kehamilan, beri tablet tambah darah dan edukasi gizi

Jawaban: C
Pembahasan: Gejala menunjukkan hiperemesis gravidarum berat yang membutuhkan penanganan medis, termasuk rehidrasi IV dan pemantauan elektrolit. Bidan perlu segera merujuk ibu hamil ke fasilitas yang lebih tinggi.

Dapatkan Soal Lengkap Uji Kompetensi Jabatan Bidan Penyelia Alih Jenjang

Banner Ujikom.id

Dapatkan kumpulan soal lengkap dan pembahasan terbaru untuk persiapan Uji Kompetensi Jabatan Bidan Penyelia Alih Jenjang hanya di ujikom.id. Materi disusun sesuai kisi-kisi resmi dan dirancang untuk mengasah kemampuan analisis secara mendalam. Kunjungi sekarang untuk akses. 

Facebook
WhatsApp
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Picture of Tim UJIKOM

Tim UJIKOM

Kami adalah tim penulis konten edukatif di Ujikom.id yang fokus membagikan informasi seputar uji kompetensi, sertifikasi profesi, serta tips persiapan menghadapi UKOM. Dengan riset mendalam dan gaya bahasa yang mudah dipahami, kami berkomitmen membantu Anda lebih siap dalam meniti jalur karier profesional.